Surabaya,07 OktoDalam upaya mendukung keberlanjutan sektor perikanan tangkap dan pemberdayaan masyarakat pesisir, tim pengabdian dari Universitas Hang Tuah Surabaya yang diketuai oleh Dr. Ali Munazid melaksanakan kegiatan bertajuk “Sel Surya sebagai Sumber Energi Terbarukan dalam Mendukung Operasional Penangkapan Benih Lobster Menggunakan Alat Tangkap (ATP) Menuju Perikanan Hijau” di Teluk Brumbun, Kabupaten Tulungagung.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dalam ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, yang didukung oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, tahun 2025.
Surabaya,07 Oktober 2025 Melalui pendekatan kolaboratif antara akademisi dan nelayan yang secara kelembagaan tergabung dalam Koperasi Pemasan Sahabat Lautan Sejahtera, tim pengabdian memperkenalkan pemanfaatan sel surya sebagai sumber energy terbarukan dan bersih untuk mendukung operasional alat tangkap benih lobster (jaring pocong). Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, menekan biaya operasional, serta meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan kegiatan penangkapan benih lobster yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat pesisir.
Dr. Ali Munazid menyampaikan bahwa inovasi ini tidak hanya berorientasi pada aspek teknis, tetapi juga pada penguatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan, pendampingan, dan transfer teknologi. “Kami ingin memastikan bahwa nelayan tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga mampu merawat dan mengembangkan sistem energi terbarukan ini secara mandiri,” ujarnya.
Salah satu trobosan utama dalam program ini adalah rancang bangun stasiun pengisian baterai berkapasitas 1kW. System ini mampu menyuplai energy kebutuhan nelayan sekitar 10 bagan apung. Dengan energy tersebut nelayan tidak mengeluarkan biaya listrik atau bahan bakar untuk Genset.
“Dengan teknologi tersebut, nelayan teluk Brumbun setidaknya dalam satu hari untuk operasi satu bagan dapat meniadakan dan menghemat biaya sekitar Rp. 40.000,00 hingga Rp 50.000,00. Dengan penghematan ini jelas memberikan dampak nyata bagi nelayan kecil, terutama nelayan penangkap benih lobster di Teluk Brumbun”. Ujar tim pengabdi dari Universitas Hang Tuah.
Selain aspek ekonomi, penggunaan energy surya juga mendukung terciptanya perikanan hijau. Tidak ada lagi polusi suara mesin maupun risiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan Genset berbagan bakar minyal/fosil. “Inovasi tersebut bukan hanya menekan biaya, tetapi juga bentuk komitmen manjaga kelestarian lingkungan agar tetap lestari bagi generasi mendatang.” Tambahnya.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat, yang melihat potensi besar dalam penerapan teknologi ramah lingkungan untuk mendukung ekonomi lokal sekaligus menjaga ekosistem laut. Selain itu, program ini juga membuka peluang kemitraan antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan komunitas pesisir dalam mendorong transformasi menuju perikanan hijau yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, Universitas Hang Tuah menggandeng Koperasi Pemasaran Sahabat Lautan Sejahtera sebagai mitra. Koperasi ini mewadahi kelompok nelayan Teluk Brumbun yang menjadi penerima manfaat langsung dari program energy terbarukan tersebut. Dengan kerjasama dan kolaborasi tersebut, nelayan tidak hanya mendapatkan akses teknologi, tetapi juga pendampingan serta pelatihan pengoperasian dan perawatan teknologi tersebut.
Harapan Universitas Hang Tuah, keberhasilan program tersebut dapat menjadi projek percontohan yang dapat direplikasi/duplikasi di daerah pesisir yang memiliki kesamaan kegiatan di Indonesia. Dengan potensi besar perikanan benih lobster tersebut, penerapan energy terbarukan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga lingkungan.
Universitas Hang Tuah – Kampus Unggul
Excellent in Maritime Education